Minggu, 20 April 2014

etika dan filsafat kepemimpinan



Nama : Vinsensius Atmat Jaya
Nim :2013210105 



Tugas 1, Etika dan Filsafat Kepemimpinan

Pada dasarnya Saudara dicetak menjadi Pemimpin, dengan berkompetensi Kepemimpinan, dengan nilai lebih pada Etika dan Filsafat Kepemimpinan yang didasarkan pada teori sifat-sifat pemimpin, dengan harapan beraplikasi pada perilaku kepemimpinan situasional, sehingga ada keterikatan baik emosional maupun kontingensi tujuan baik individu maupun organisasi, melalui proses tingkat kematangan kompetensi yang ditunjang motivasi menjadikan diri pemimpin yang melayani dalam sistem kepemimpian.

Tugas:
1.       Lakukan analisis singkat atas konsep tersebut di atas. (jawaban soal no 1 ini setelah diserahkan secara fisik/tertulis, dimasukkan pada komentar, dan diunggah pada blog masing-2 mahasiswa, print out bukti unggah);

2.       Berikan contoh satu sikap dan perilaku, yang saudara lakukan dalam komitmen pemimpin yang berkompeten dengan nilai etika dan filsafat kepemimpinan dalam kehidupan se-hari-2 saudara secara situasional;

3.       Tingkat kematangan pemimpin, akan terlihat pada proses kepemimpinan dalam sikap, perilaku dan tindakan pengambilan keputusan, apakah usulan saudara agar mahasiswa dapat mencapai tujuan tersebut ?

Keterangan:
Jawaban diberikan paling lambat hari Senin, 21 April 2014. Terimaksih.    

Nama :Vinsensius Atmat Jaya
Nim :2013210105
Program studi :ilmu administrasi negara
Jawaban !

1.      Pada teori kepemimpinan situasional, ada empat gaya, yaitu :
a.gaya S1 : directing, gaya ini ditandai dengan komunikasi satu arah, pemimpin cenderung memberi tahu (telling), bersifat instruksi-instruksi yang mengarahkan bawahan secara ketat.seorang pemimpin lebih dominan dalam membimbing, mengarahkan, memberitahu, dan menentukan peranan bawahan.model seperti ini sesuai dengan kesiapan dan kematangan bawahan (R1)  yang ditandai dengan keterampilan dan keahlian yang rendah serta kurangnya motivasi dalam bekerja.dalam situasi yang seperti ini menuntut pemimpin untuk tegas dalam mengarahkan dan mengawasi bawahan, sehingga petunjuk-petunjuk atau himbauan menjadi pedoman yang penting dalam menyelesaikan tugasnya.bawahan yang kesiapannya dan motivasi kerja cenderung rendah sangat membutuhkan peran pemimpin agar bawahan tidak salah dalam menyelesaikan pekerjaan, dengan demikian bawahan akan lebih bisa menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan baik.
B.gaya S2 : coach, gaya ini sudah mulai ditandai dengan komunikasi dua arah dari pemimpin, meskipun masih ada pengarahan,mempromosikan (selling)  tetapi pemimpin meminta saran atau masukan dari bawahan sebelum membuat kesepakatan atau persetujuan.gaya ini cenderung mengarah kepada kategori (R2) yang keahlian dan kemampuan rendah tetapi memiliki motivasi yang kuat.peran seorang pemimpin masih dituntut untuk mengarahkan,  tetapi sedikit memberi kebebasan dan sedikit dorongan untuk memberi semangat motivasi yang tinggi, dan akhirnya bawahan secara perlahan bisa semakin matang dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya.
c.gaya S3 : suporting,gaya ini ditandai adanya kerjasama antara pemimpin dengan yang di pimpin dalam pengambilan keputusan.gaya ini mengarah kepada kesiapan dan kematangan manusia kategori( R3) yang ditandai keahlian dan kemampuan yang tinggi tetapi motivasi yang rendah. pemimpin selalu  melibatkan bawahan untuk berpartisipasi dalam setiap aktivitas kerja.dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh kepada bawahan akan memotivasi bawahan untuk semakin berkarya dan berkembang lagi.bawahan akan merasa lebih percaya diri dengan setiap pekerjaan atau tanggung jawab yang di perintahkan oleh atasan.dan bawahan akan semakin memaksimalkan tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai yang profesional.
d.gaya S4 : delegating (mendelegasikan). Gaya ini ditandai dengan kebebasan dan pendelegasian tugas serta wewenang yang luas kepada bawahan.pemimpin hanya memberikan sedikit pengarahan atau instruksi, karena kemampuan keahlian bawahan yang sangat tinggi dan menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.gaya ini sesuai dengan kategori (R4) yang ditandai dengan kesiapan dan kematangan yang tinggi serta danya motivasi yang tinggi dari bawahan dalam menyelesaikan tugasnya.jika pemimpin menggunakan gaya( S1) memberitahu (telling) ketika bawahan memiliki keahlian yang tinggi (R4), maka akan terjadi disharmoni yang akhirnya menyebabkan bawahan merasa diremehkan kemampuannya.akibatnya, akan timbul ketidpuasan kerja, stres kerja, dan munculnya perasaan rendah diri.itu merupakan dampak negatif yang tidak sesuai dengan gaya ini.

Pada teori situasional lebih ditekankan pada orientasi yang akan di peran pemimpin, yaitu pertama, orientasi pada tugas yang tinggi akan melibatkan pemimpin dalam memberitahu peranan bawaha . kedua, hubungan tinggi akan menunjukkan keterlibatan pemimpin dalam komunikasi, dukungan sosio-emosional, berinteraksi, serta menjadi pendengar yang baik.

2.contoh kehidupan saya sehari-hari secara teori situasional.pertama,  usaha saya dalam memanajemen waktu saya saat kuliah.jadwal kuliah saya banyak yang jam 6:30. jadi di pagi hari saya sudah harus bisa memimpin diri saya untuk menghadapi waktu yang sangat sulit sekali.mengapa sulit?karena terkadang kontrol diri tidak bisa dikendalikan.kedua, bagaimana saya bisa membagi waktu dengan baik untuk semua aktivitas saya. karena banyak aktivitas yang harus saya lakukan.jadi, harus bisa memanajemen waktu dengan berbagai kegiatan .ketiga, ada kebebasan yang saya ambil dalam hal ini, yaitu : dalam memilih berbagai kegiatan yang pastinya bermanfaat. keempat, bagaimana mendelegasikan saya dengan segala kegitan saya, keahlian yang saya miliki untuk dapat di gunakan untuk bagi kepentingan orang banyak.
3.mereka harus paham sikap apa yang di ambil dan kemudian di buat.sebaiknya mereka yang ingin menghasilkan keputusan yang baik, dapat diterima di masyarakat.mahasiawa juga harus konsisten dengan keputusan yang dibuat seperti pada terori UNIV.IOWA yang mengatakan bahwa sikap demikratis sangat diperlukan dalam hal ini bukan hanya otoriter dan liberal saja.karena berbagai sikap perilaku dan tindakan yang kita buat akan mempegaruhi kehidupan sekitar.jadi, kesimpulannya mahasiswa jangan  hanya paham dengan teorinya saja, tetapi harus di buktikan dengan tindakan nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar