Nama :
Vinsensius Atmat Jaya
Nim :2013210105
Tugas 1, Etika dan Filsafat Kepemimpinan
Pada dasarnya Saudara dicetak menjadi Pemimpin, dengan
berkompetensi Kepemimpinan, dengan nilai lebih pada Etika dan Filsafat
Kepemimpinan yang didasarkan pada teori sifat-sifat pemimpin, dengan harapan
beraplikasi pada perilaku kepemimpinan situasional, sehingga ada keterikatan
baik emosional maupun kontingensi tujuan baik individu maupun organisasi,
melalui proses tingkat kematangan kompetensi yang ditunjang motivasi menjadikan
diri pemimpin yang melayani dalam sistem kepemimpian.
Tugas:
1. Lakukan analisis singkat atas konsep
tersebut di atas. (jawaban soal no 1 ini setelah diserahkan secara
fisik/tertulis, dimasukkan pada komentar, dan diunggah pada blog masing-2
mahasiswa, print out bukti unggah);
2. Berikan contoh satu sikap dan
perilaku, yang saudara lakukan dalam komitmen pemimpin yang berkompeten dengan
nilai etika dan filsafat kepemimpinan dalam kehidupan se-hari-2 saudara secara
situasional;
3. Tingkat kematangan pemimpin, akan
terlihat pada proses kepemimpinan dalam sikap, perilaku dan tindakan
pengambilan keputusan, apakah usulan saudara agar mahasiswa dapat mencapai
tujuan tersebut ?
Keterangan:
Jawaban diberikan paling lambat hari Senin, 21 April
2014. Terimaksih.
Nama :Vinsensius Atmat Jaya
Nim :2013210105
Program studi :ilmu administrasi negara
Jawaban !
1.
Pada
teori kepemimpinan situasional, ada empat gaya, yaitu :
a.gaya S1 :
directing, gaya ini ditandai dengan komunikasi satu arah, pemimpin cenderung
memberi tahu (telling), bersifat instruksi-instruksi yang mengarahkan bawahan
secara ketat.seorang pemimpin lebih dominan dalam membimbing, mengarahkan,
memberitahu, dan menentukan peranan bawahan.model seperti ini sesuai dengan
kesiapan dan kematangan bawahan (R1)
yang ditandai dengan keterampilan dan keahlian yang rendah serta
kurangnya motivasi dalam bekerja.dalam situasi yang seperti ini menuntut
pemimpin untuk tegas dalam mengarahkan dan mengawasi bawahan, sehingga
petunjuk-petunjuk atau himbauan menjadi pedoman yang penting dalam
menyelesaikan tugasnya.bawahan yang kesiapannya dan motivasi kerja cenderung
rendah sangat membutuhkan peran pemimpin agar bawahan tidak salah dalam
menyelesaikan pekerjaan, dengan demikian bawahan akan lebih bisa menyelesaikan
pekerjaan dengan lancar dan baik.
B.gaya S2 :
coach, gaya ini sudah mulai ditandai dengan komunikasi dua arah dari pemimpin,
meskipun masih ada pengarahan,mempromosikan (selling) tetapi pemimpin meminta saran atau masukan
dari bawahan sebelum membuat kesepakatan atau persetujuan.gaya ini cenderung
mengarah kepada kategori (R2) yang keahlian dan kemampuan rendah tetapi
memiliki motivasi yang kuat.peran seorang pemimpin masih dituntut untuk
mengarahkan, tetapi sedikit memberi
kebebasan dan sedikit dorongan untuk memberi semangat motivasi yang tinggi, dan
akhirnya bawahan secara perlahan bisa semakin matang dalam mengerjakan tugas
dan tanggung jawabnya.
c.gaya S3 :
suporting,gaya ini ditandai adanya kerjasama antara pemimpin dengan yang di
pimpin dalam pengambilan keputusan.gaya ini mengarah kepada kesiapan dan
kematangan manusia kategori( R3) yang ditandai keahlian dan kemampuan yang
tinggi tetapi motivasi yang rendah. pemimpin selalu melibatkan bawahan untuk berpartisipasi dalam
setiap aktivitas kerja.dengan memberikan kesempatan dan kepercayaan penuh
kepada bawahan akan memotivasi bawahan untuk semakin berkarya dan berkembang
lagi.bawahan akan merasa lebih percaya diri dengan setiap pekerjaan atau
tanggung jawab yang di perintahkan oleh atasan.dan bawahan akan semakin
memaksimalkan tanggung jawabnya sebagai seorang pegawai yang profesional.
d.gaya S4 :
delegating (mendelegasikan). Gaya ini ditandai dengan kebebasan dan
pendelegasian tugas serta wewenang yang luas kepada bawahan.pemimpin hanya
memberikan sedikit pengarahan atau instruksi, karena kemampuan keahlian bawahan
yang sangat tinggi dan menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien.gaya ini
sesuai dengan kategori (R4) yang ditandai dengan kesiapan dan kematangan yang
tinggi serta danya motivasi yang tinggi dari bawahan dalam menyelesaikan
tugasnya.jika pemimpin menggunakan gaya( S1) memberitahu (telling) ketika
bawahan memiliki keahlian yang tinggi (R4), maka akan terjadi disharmoni yang
akhirnya menyebabkan bawahan merasa diremehkan kemampuannya.akibatnya, akan
timbul ketidpuasan kerja, stres kerja, dan munculnya perasaan rendah diri.itu
merupakan dampak negatif yang tidak sesuai dengan gaya ini.
Pada teori situasional
lebih ditekankan pada orientasi yang akan di peran pemimpin, yaitu pertama,
orientasi pada tugas yang tinggi akan melibatkan pemimpin dalam memberitahu
peranan bawaha . kedua, hubungan tinggi akan menunjukkan keterlibatan pemimpin
dalam komunikasi, dukungan sosio-emosional, berinteraksi, serta menjadi
pendengar yang baik.
2.contoh
kehidupan saya sehari-hari secara teori situasional.pertama, usaha saya dalam memanajemen waktu saya saat
kuliah.jadwal kuliah saya banyak yang jam 6:30. jadi di pagi hari saya sudah
harus bisa memimpin diri saya untuk menghadapi waktu yang sangat sulit
sekali.mengapa sulit?karena terkadang kontrol diri tidak bisa dikendalikan.kedua,
bagaimana saya bisa membagi waktu dengan baik untuk semua aktivitas saya. karena
banyak aktivitas yang harus saya lakukan.jadi, harus bisa memanajemen waktu
dengan berbagai kegiatan .ketiga, ada kebebasan yang saya ambil dalam hal ini,
yaitu : dalam memilih berbagai kegiatan yang pastinya bermanfaat. keempat, bagaimana
mendelegasikan saya dengan segala kegitan saya, keahlian yang saya miliki untuk
dapat di gunakan untuk bagi kepentingan orang banyak.
3.mereka harus
paham sikap apa yang di ambil dan kemudian di buat.sebaiknya mereka yang ingin
menghasilkan keputusan yang baik, dapat diterima di masyarakat.mahasiawa juga
harus konsisten dengan keputusan yang dibuat seperti pada terori UNIV.IOWA yang
mengatakan bahwa sikap demikratis sangat diperlukan dalam hal ini bukan hanya
otoriter dan liberal saja.karena berbagai sikap perilaku dan tindakan yang kita
buat akan mempegaruhi kehidupan sekitar.jadi, kesimpulannya mahasiswa jangan hanya paham dengan teorinya saja, tetapi harus
di buktikan dengan tindakan nyata.