Tingkat Kesadaran Masyarakat Tidak Mampu Dalam
Mengendalikan Lingkungan
Tugas Ini Diajukan Guna Memenuhi Mata Kuliah
Analisis Sosial Dan Lingkungan

Dosen Pengasuh :
Dr.Ir. Amir Hamzah, MP.
Di susun oleh :
Vinsensius Atmat Jaya
(2013210105)
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG
2014
Kata pengantar
Puji dan syukur
saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat Rahmat dan
Karunia-NYA saya boleh menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tidak lupa
juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Dr.Ir. Amir Hamzah, MP. selaku dosen
pengampuh mata kuliah Analisis Sosial
Dan Lingkungan yang telah memberikan kesempatan sekaligus membimbing kami untuk menyelesaikan tugas saya dengan
judul Tingkat Kesadaran Masyarakat Tidak
Mampu Dalam Mengendali Lingkungan. Makalah saya ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan menyediakan informasi bagi para pembaca. Makalah ini
berusaha untuk meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam berpikir, mengkaji,
menguji teori ini dan tidak serta percaya begitu saja dengan teori ini tetapi
lebih kritis lagi dalam menerima pengetahuan. Akhirnya makalah ini membutuhkan
kritik dan saran dari para pembaca untuk mengevaluasi dan memotivasi penulis
untuk mencapai kesempurnaan makalah ini.
Malang,
2014
penulis,
Daftar Isi
Kata
Pengantar...........................................................................................i
Pendahuluan...............................................................................................1
1.1.Latar
Belakang.....................................................................................1
1.2. Rumusan
Masalah...............................................................................2
1.3.Tujuan
Penulisan..................................................................................3
Pembahasan................................................................................................4
2.1.
Kemiskinan..........................................................................................4
2.1.1. Kondisi Masyarakat
Miskin................................................. 5
2.1.2. Faktor Penyebab
Kemiskinan............................................... 5
2.1.3. Peran
Pemerintah.................................................................. 6
2.2.
Lingkungan........................................................................................... 7
2.2.1. Upaya Pengendalian Dan
Dampaknya................................. 7
2.2.2. Peran Masyarakat Tidak
Mampu.......................................... 8
Penutup........................................................................................................ 9
1.1.
Kesimpulan.......................................................................................... 9
1.2.
Saran.................................................................................................... 9
Daftar
Pustaka................................................................................ ............10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Kemiskinan merupakan
masalah sosial yang selalu dihadapkan dengan masyarakat, khususnya
negara-negara berkembang. Kemiskinan selalu menjadi sorotan publik, baik dari
kalangan akademisi maupun praktisi. Berbagai teori, konsep dan pendekatan pun
terus dilakukan guna mengetahui motif penyebab kemiskinan ini. Di indonesia,
kemiskinan merupakan masalah sosial yang relevan untuk di kaji. Bukan saja
masalah kemiskinan yang sejak lama, melainkan pula dampak kemiskinan bagi kehidupan
masyarakat di Indonesia. Hal yang sangat menarik adalah bagaimana tingkat
kemiskinan itu berkaitan dengan erat dengan pendapatan setiap orang. Pendapatan
setiap orang pastinya berbeda tergantung jenis pekerjaan atau profesi yang
dimiliki. Rata-rata penduduk di indonesia adalah berprofesi sebagai petani.
Oleh sebab itu, banyak dari masyarakat kita yang bekerja di lahan pertanian.
Permasalahannya
saat ini lahan atau lingkungan produktif yang ada di indonesia sudah semakin
sempit. Kurangnya
lahan produktif tersebut menyebabkan banyak masyarakat kita yang tidak bekerja
atau sering disebut dengan istilah pengangguran. Banyak yang menjadi penyebab
minimnya lahan produktif yang ada di indonesia, salah satunya permintaan akan
jumlah pemukiman warga yang semakin meningkat. Padahal jika sumber daya alam tersebut kita
kelola dengan baik pasti akan memberikan pendapatan yang cukup untuk masyarakat
menengah ke bawah. Banyak sekali lahan produktif sekarang dialih fungsikan
karena ulah orang yang tidak memperhatikan dampak lingkungan. Namun fakta lapangan
menyatakan bahwa lahan-lahan produktif tersebut banyak di gunakan untuk
kepentingan orang-orang kelas menengah ke atas sehingga menyebabkan masyarakat
yang tidak mampu atau miskin hanya sebagai penonton kepentingan mereka.
Fenomena yang terjadi saat ini memang tidak dapat kita hindari. Perkembangan
paham-paham seperti kapitalisme, konsumtif, dan hedonistik sudah menjadi
tantangan masalah penbangunan di indonesia. Pemerintah harus merumuskan
kebijakan penanganan kemiskinan di indonesia, ( suharto 2006 : 133 ). Konsepsi
kemiskinan sangat dekat dengan perspektif pekerjaan sosial yang memfokuskan
pada konsep keberfungsian sosial dan senantiasa melihat manusia dalam konteks lingkungan
dan situasi sosialnya. Fakta yang terjadi saat ini adalah bagaimana masyarakat
yang tidak mampu atau miskin tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kajian
ini menjadikan saya tertarik untuk meneliti ini. Banyak lahan di indonesia yang
di sulap menjadi sektor industri. Pasalnya, banyak sekali fungsi lahan-lahan
tersebut dalam membantu mengurangi pemanasan global saat ini. Kemiskinan bukan saja berurusan dengan persoalan
ekonomi tetapi bersifat multidimensional karena dalam kenyataannya juga
berurusan dengan persoalan-persoalan non-ekonomi (sosial, budaya, dan politik).
Berbicara masalah lingkungan, Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup
keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar
manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia.
Saat ini lingkungan yang alami
sudah tercemar. Karena campur tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Banyak lahan-lahan yang seharusnya difungsikan sebagai lahan produtif yang
ramah lingkungan seperti area persawahan, perkebunan dan lain-lain telah dilaih
fungsikan. Pengalihan fungsi lahan tersebut biasanya digunakan untuk proyek
pembangunan ruko, apartemen dan kos-kos. Kegiatan tersebut hanya akan merusak
fungsi lingkungan seperti kesuburan tanah. Disisi lain, yang diuntungkan hanya
segenlintir orang mampu membangun ruko, apartemen, dan lain sebagainya. Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mulai
memperketat upaya alih fungsi lahan, khususnya lahan pertanian produktif yang
dilakukan pengembang maupun investor.
1.2. Rumusan masalah
1. Apakah penyebab
kemiskinan di Indonesia ?
2. Bagaimana kondisi
masyarakat miskin saat ini ?
3. bagaimana upaya
pemerintah dalam menangani kemiskinan saat ini ?
4. Apa dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan lahan yang tidak bertanggung jawab ?
1.3. Tujuan penulisan adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa
yang menjadi penyebab kemiskinan saat ini.
2. Untuk mengetahui
kondisi atau situasi yang terjadi di masyarakat tidak mampu.
3. Untuk memahami
upaya-upaya atau kebijakan yang dibuat pemerintah dalam menangani kemiskinan
saat ini.
4. Untuk mengetahui
dampak apa saja yang akan terjadi jika lahan yang digunakan tidak bertanggung
jawab.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kemiskinan
Kemiskinan
merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan
minimum, baik untuk makanan dan no makanan, yang disebut garis kemiskinan
(poverty line) atau batas kemiskinan (poverty threshold). Garis kemiskinan
adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat
membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan
kebutuhan no makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan,
pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jas lainnya. (BPS dan Depsos,
2002:4)
Namun
demikian, secara luas kemiskinan dapat didefinisikan sebagai kondisi yang
ditandai serba kekurangan : kekurangan pendidikan, keadaan kesehatan yang buruk
dan kekurangan transportasi yang dibutuhkan masyarakat (SMERU dalam Suharto et,al.,2004). Kemiskinan dunia terjadi diberbagai negara
terutama di benua Afrika. Sedikitnya sekali dalam satu dekade, Afrika selalu
mengalami kelaparan.
Perlu kiranya untuk mencoba melihat beberapa
aspek kemiskinan yang patut untuk diperhatikan (Hadi, 1987), yaitu :
1. Kemiskinan bersifat multidimensional.
Artinya, kebutuhan manusia beraneka ragam sehingga kemiskinan juga memiliki
banyak aspek. Dilihat dari kebijakan umum, kemiskinan meliputi aspek primer
yang berupa miskin aset, organisasi sosial dan politik, dan pengetahuan serta
keterampilan. Aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber
keuangan, dan informasi.
2. Aspek-aspek kemiskinan saling berkaitan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini berarti, bahwa kemajuan atau
kemunduran pada salah satu aspek dapat mempengaruhi kemajuan atau kemunduran
pada aspek lainnya.
3. Yang miskin adalah manusianya, baik secara
individual maupun kolektif. Kita sering mendengar perkataan kemiskinan
pedesaan, kemiskinan perkotaan, dan sebagainya. Namun, ini bukan berarti bahwa
desa atau kota yang mengalami kemiskinan juga berpenduduk miskin.
2.1.1. Kondisi
Masyarakat Miskin
Masalah
kemiskinan merupakan isu pokok di Tanah Ait, terutama setelah Indonesia dilanda
krisis multidimensional yang memuncak pada periode 1997-1999. Setelah
dalamkurun waktu 1976-1996 tingkat kemiskinan menurun secara spektakuler dari
40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin menugkat kembali dengan
tajam, terutama pada krisis ekonomi. Studi yang dilakukan BPS, UNDP, dan UNSFIR
menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada periode 1996-1998, meningkat
dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%0 menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) atau
bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa (BPS,1999).
Pada
bulan Maret 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per
kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,07 juta
orang (11,37 persen), berkurang sebesar 0,52 juta orang dibandingkan dengan
penduduk miskin pada September 2012 yang sebesar 28,59 juta orang (11,66
persen) (BPS, 2013). Pada periode September 2012-Maret 2013, Indeks Kedalaman
Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan penurunan. Ini
mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung semakin
mendekati Garis Kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga
semakin menyempit (BPS, 2013).
2.1.2.
Faktor Penyebab Kemiskinan Di Tanah Air
Dengan
menggunakan perspektif yang lebih luas lagi, David Cox (2004:1-6) membagi
kemiskinan ke dalam beberapa dimensi :
1.
Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi.
Globalisasi menghasilkan pemenang dan yang kalah..
2.
Kemiskinan yang berkaitan dengan
pembangunan. Kemiskinan social. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan,
anak-anak, dan kelompok minoritas.
3.
Kemiskinan konsekuensial.
Secara
umum, penyebab kemiskinan dapat dibagi kedalam empat mazhab (Spicker, 2002),
yaitu:
1.
Individual explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan
cenderung diakibatkan oleh karakteristik orang miskin itu sendiri.
Karakteristik yang dimaksud seperti malas dan kurang sungguh-sungguh dalam
segala hal, termasuk dalam bekerja. Seseorang yang sudah bekerja namun karena sesuatu hal akhirnya ia
diberhentikan (PHK) dan selanjutnya menjadi miskin.
2.
Familial explanation, mazhab ini berpendapat bahwa kemiskinan lebih
disebabkan oleh faktor keturunan. Tingkat pendidikan orang tua yang rendah
telah membawa dia kedalam kemiskinan. Akibatnya ia juga tidak mampu memberikan
pendidikan yang layak kepada anaknya, sehingga anaknya juga akan jatuh pada
kemiskinan. Demikian secara terus menerus dan turun temurun.
2.1.3. Peran Pemerintah
Dalam suatu negara, peran pemerintah sangat
menentukan, baik dalam membuat masyarakat menjadi miskin, maupun keluar dari
kemiskinan. Kebijakan yang kurang tepat dan ketidakpberpihakan terhadap
masyarakat miskin akan menciptakan kemiskinan yang lebih banyak dan lebih
dalam.
Sebagai contoh, izin yang diberikan pemerintah kepada pengusaha untuk membuka perkebunan besar, terkadang menimbulkan kemiskinan. Hutan yang dibabat dan dijadikan kebun sawit, dapat membuat keringnya sungai dan irigasi.
Akibatnya sawah dan kolam telah kering, masyarakat tidak dapat lagi menanam padi. Akhirnya mereka terpaksa menjadi buruh harian kebun (bila diterima) yang sesungguhnya mereka tidak punya keahlian dibidang itu. Mereka tidak dapat lagi menyekolahkan anaknya dan akhirnya terperangkap dalam kemiskinan.
Kebijakan pemerintah membolehkan supermarket dan pasar modern masuk hingga ke tingkat kecamatan juga akan berdampak terhadap pasar tradisional yang sebahagian besar dikelola oleh masyarakat kelas bawah. Kebijakan yang berpihak pada pasar bebas dan kurang peduli dengan kesiapan para petaninya sendiri tentu akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan akhirnya berujung pada kemiskinan.
Sebagai contoh, izin yang diberikan pemerintah kepada pengusaha untuk membuka perkebunan besar, terkadang menimbulkan kemiskinan. Hutan yang dibabat dan dijadikan kebun sawit, dapat membuat keringnya sungai dan irigasi.
Akibatnya sawah dan kolam telah kering, masyarakat tidak dapat lagi menanam padi. Akhirnya mereka terpaksa menjadi buruh harian kebun (bila diterima) yang sesungguhnya mereka tidak punya keahlian dibidang itu. Mereka tidak dapat lagi menyekolahkan anaknya dan akhirnya terperangkap dalam kemiskinan.
Kebijakan pemerintah membolehkan supermarket dan pasar modern masuk hingga ke tingkat kecamatan juga akan berdampak terhadap pasar tradisional yang sebahagian besar dikelola oleh masyarakat kelas bawah. Kebijakan yang berpihak pada pasar bebas dan kurang peduli dengan kesiapan para petaninya sendiri tentu akan berdampak pada penurunan kesejahteraan masyarakat dan akhirnya berujung pada kemiskinan.
2.2. Lingkungan
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan
semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan
perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan,
dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Demikian pengertian
lingkungan hidup sebagaimana dalam Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Indonesia
merupakan negara dengan kekayaan lingkungan hidup yang tiada terkira, sayangnya
tingkat kerusakan lingkungan hidup di Indonesia juga sangat tinggi dan
memiriskan. Namun saat ini lingkunagan hidup sudah tercemar.
Banyak ekosistem yang ada di dalam sudah mulai berkurang. Seperti semua
binatang yang ada di darat, laut. Bahkan populasi pepohonan saat ini sudah
semakin berkurang. Penebangan secara liar, pencemaran air laut, dan masih
banyak lagi yang menyebabkan lingkungan sekitar kita rusak. Hal yang sangat
memprihatinkan adalah banyaknya bangunan-bangunan seperti ruko, apartemen,
bahkan perumahan. Semuanya itu hanyalah untuk kepentingan bisnis semata tanpa
mementingkan kelestarian lingkungan ini.
Perusakan habitat adalah kegiatan yang sering kali
dilakukan oleh manusia. Perusakan habitat tidak selalu bernilai negatif, tetapi
juga bernilai positif. Adanya tanaman rerumputan akan menyebabkan banyak orang
di luar daerah pertanian dating untuk memanfaatkannya sehingga dapat berakibat
terganggunya daerah pertanian (Bye, 1981).
2.2.1. Upaya Pengendalian Serta Dampaknya
Carter (1996)
mengemukakan bahwa konsep pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan pesisir
dan laut berbasis masyarakat memiliki beberapa aspek positif yaitu;
1) mampu mendorong timbulnya pemerataan
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan;
(2)
mampu merefleksikan kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik;
(3)
mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota masyarakat yang ada;
(4)
mampu meningkatkan efisiensi secara ekonomis maupun teknis;
(5)
responsif dan adaptif terhadap variasi kondisi sosial dan lingkungan lokal;
(6)
mampu menumbuhkan stabilitas dan komitmen; serta
(7)
masyarakat lokal termotivasi untuk mengelola secara berkelanjutan.
Dampak
dari penggunaan lahan yang tidak ramah lingkungan :
1.
Alih fungsi lahan.
2.
Pencemaran agrokimia.
3.
Pencemaran industri.
4.
Pertambangan dan bahan galian C.
2.2.2.
Peran Masyarakat Tidak
Mampu Dalam Memelihara Lingkungan.
Pada umumnya masyarakat tidak mampu banyak
bermukim di Wilayah yang kumuh. Wilayah kumuh adalah wilayah yang sudah
tercemar dengan sampah, dan sisi pembuangan. Mereka yang bermukim di wilayah
tersebut adalah kaum buruh, petani, bahkan pemulung. Dari profesi yang mereka
kenakan, ada pesan moral yang sangat berharga. Mereka hidup di lingkungan yang
sebelumnya digunakan oleh segenlintir orang untuk kepentingan bisnis yang tidak
ramah lingkungan. Saat ini dampaknya sudah sangat terasa, dimana lingkungan
tempat tinggal mereka di penuhi dengan bau sampah. Beberapa tindakan yang
mereka lakukan dalam mengendalikan lingkungan adalah :
1.
Pendidikan dan pelatihan.
2.
Bimbingan dan persampahan.
3.
Pengawasan pelaksanaan kebijakan di bidang
lingkungan hidup.
4.
Pemantauan kualitas lingkungan hidup.
5.
Penyusunan kebijakan pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan hidup
6.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam
pengendalian lingkungan hidup
7.
Koordinasi pengelolaan konservasi sumber daya
alam/pengendalian pencemaran
8.
Pengujian emisi udara akibat aktivitas industri
BAB
III
PENUTUP
Dari makalah yang dibahas maka penulis memberi kesimpulan dan
saran, antara lain :
3.1. Kesimpulan
1.
Dari latar belakang masalah penulis menyimpulkan
bahwa kemiskinan merupakan masalah sosial di negara-negara berkembang.
2.
Dari latar belakang masalah penulis menemukan
masalah lingkungan hidup dapa mempegaruhi kehudupan ekonomi masyarakat tidak
mampu.
3.
Dari rumusan masalah penulis menjelaskan bahwa
kemiskin disebabkan oleh globalisasi.
4.
Penulis juga menyimpulkan bagaimaana peran
pemerintah dalam menengani masalah lingkungan hidup dan mengentas kemiskinan.
5.
Penulis menyimpulkan bahwa peran masyarakat
tidak mampu sangat besar dalam mengendalikan lingkungan.
3.2. Saran
1.
Penulis berharap penulisan makalah ini
bermanfaat untuk pembaca dalam memahami korelasi antara lingkungan dan
kemiskinan.
2.
Penulis berusaha membagi ilmu pengetahuan kepada
para pembaca bahwa lingkungan hidup itu penting untuk dijaga.
3.
Penulis juga berharap para pembaca bisa
mengambil pesan moral bagaimana masyarakat yang tidak mampu bisa menyelamatkan
lingkungan.
4.
Penulis sangat mengharapka kritik membangun
dalam proses penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Suharto,Edi,P.Hd.
membangn masyarakat memberdayakan
masyarakat. 2006. Ferlika Aditama. Bandung.
Heddy,
suwasono. Permasalahan lingkungan
pertanian. 2010. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.